Rabu, 25 September 2013

4.500 Pengungsi Sinabung Dilarang Pulang

Gempa 5,3 SR Guncang Samudera Hindia

JAKARTA. Masa tanggap darurat kawasan sekitar Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), diperpanjang. Sebab, status gunung tertinggi di Sumut tersebut masih siaga. Tidak boleh ada aktivitas pada radius 3 Km dari kawah. Karena itu, sebagian pengungsi belum diperbolehkan pulang.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa kegempaan vulkanik dalam di gunung setinggi 2.460 meter itu sudah menurun. Selama empat hari terakhir, gempa vulkanik tercatat rata-rata hanya 20 kali perhari. Selain itu, gunung tersebut beberapa kali batuk dan menyemburkan abu vulkanik dalam skala kecil.
Warga lima desa yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III di Gunung Sinabung masih diwajibkan mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga kemarin ada 4.349 jiwa yang menghuni 12 titik pengungsian. Mereka berasal dari Desa Simacem, Bekerah, Sigaranggarang, Kutagunggung, dan Sukameriah.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, titik pengungsian berada di sejumlah gedung fasilitas umum seperti masjid dan gereja.
"Siang tadi sudah dimulai proses pemulangan pengungsi yang tinggal di luar zona 3 Km," ujarnya di Jakarta kemarin.
Sekitar 2.500 jiwa pengungsi dari sembilan lokasi pengungsian dipulangkan menggunakan 15 truk dari TNI, BPBD, Brimob, Polres, Satpol PP, maupun dari Dinas PU Kabupaten Karo. Dengan begitu, nyaris semua pengungsi di luar KRB III sudah kembali ke rumah masing-masing.
Untuk pemulangan pengungsi yang tinggal di zona bahaya, pihak BNPB masih menunggu perkembangan terkini kondisi Sinabung dari PVMBG. Jika PVMBG menyatakan Sinabung sudah aman, maka pengungsi bakal dipulangkan.
Sementara itu, kemarin siang terjadi gempa tektonik di ujung barat Sumatera. Gempa berkekuatan 5,3 skala Richter (SR) itu berpusat di Samudera Hindia, sekitar 222 Km barat data Kota Sabang, Aceh, pada kedalaman 10 Km. BMKG menyatakan gempa tersebut tidak potensial menimbulkan tsunami, meski getarannya sempat dirasakan oleh warga di Banda Aceh. (byu/ca/jpnn/lee)

Sabtu, 14 September 2013

Nahas, pria berusia 59 tahun tewas terlindas truk

Pengendara motor Mio dengan nomor polisi B 3579 TAF tersebut bernama Sukardi warga Pisangan Ciputat Timur.
0

BACK 3/6 NEXT
Pengendara motor Mio dengan nomor polisi B 3579 TAF tersebut bernama Sukardi warga Pisangan Ciputat Timur.
©2013 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman
Menurut informasi, Sukardi tewas setelah mengalami tabrakan dan terlindas truk molen pengangkut beton cair.

Buruh bangunan di Tangerang tewas terlindas angkot

Reporter : Mitra Ramadhan
Rabu, 11 September 2013 13:27:55 Ilustrasi mayat. ©2012 Merdeka.com
0


Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya Kresek, tepatnya di Desa Merak, Kecamatan Kresek. Rabu (10/9) siang. Rojak, buruh bangunan tewas saat sepeda motor yang dikendarainya terlindas angkot jurusan Kresek-Balaraja.

Menurut Hendrik, saksi mata di lokasi, sebelum terjatuh dan tewas terlindas, Rojak yang diketahui warga Kronjo tersebut sempat menyerempet angkot.

"Saya kaget melihat korban tergeletak mengenaskan, dengan darah yang banyak keluar dari bibir dan hidungnya," kata Hendrik, Tangerang, Rabu (11/9).

Angkot yang melindas Rojak, kabur begitu saja dari lokasi kejadian. "Benar-benar tega. Saya mau kejar juga enggak bisa, udah enggak tega lihat korban. Sopir angkot yang menabraknya tidak mau tanggung jawab dan kabur," tandasnya.

Tak lama berselang, petugas kepolisian pun berdatangan untuk mengevakuasi jasad korban ke rumah sakit terdekat.
[cob]

Angkutan minibus terguling di jalur Pantura, 2 tewas

Reporter : Parwito
Rabu, 11 September 2013 20:02:00 Minibus Elf terguling di Tol Cawang. ©2013 Merdeka.com
0


Mobil angkutan minibus jenis Elf jurusan Losari-Tegal bernopol G 1424 FR terguling di jalur Pantura Brebes. Akibat kecelakaan yang terjadi di depan Pos Ternak Hewan Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jateng ini dua orang tewas seketika dan satu korban lainya kritis.

Dua korban tewas adalah Darma (47), penumpang warga Desa Kapongan, Indramayu, Jawa Barat dan Imam Faturoji (32), kernet mobil Elf. Sementara korban yang mengalami luka, Wahidin (33), supir, warga Desa Karangsari, Kecamatan Bulakamba, Brebes dan Nani (60), salah seorang penumpang asal Desa Bulakmba, Brebes yang sampai malam ini masih dalam kondisi kritis.

Informasi yang dihimpun merdeka.com, kecelakaan maut itu terjadi akibat salah satu ban mobil Elf pecah. Supir kehilangan kendali sehingga menabrak pembatas jalan dan tiang lampu penerangan jalan. Kemudian mobil itu itu terguling di tengah jalur Pantura kawasan Tanjung. Akibatnya, jalur Pantura dari kedua arah sempat mengalami macet total selama kurang lebih tiga jam.

Kapolsek Tanjung, AKP Abdul Ghofir saat dikonfirmasi terkait insiden kecelakan maut tersebut membenarkan. "Kecelakaan itu adalah murni karena kecelakaan tunggal. Yang jelas, jumlah korban tewas dalam kecelakaan tunggal yang melibatkan mobil Elf itu ada 2 orang, yaitu seorang penumpang asal warga Desa Indramayu, Jawa Barat, Darmo dan seorang kernet mobil Elf tersebut," ujar Abdul Ghofir, Rabu (11/9).

Kasatlantas Polres Brebes, AKP Wahyudi menyatakan pihaknya juga telah mengamankan supir untuk dimintai keterangan termasuk salah seorang saksi dari penumpang mobil naas tersebut. "Kami belum bisa menetapkan sang supir sebagai tersangka, karena masih butuh pendalaman bukti-bukti untuk dilakukan penyeldikan lebih lanjut," ungkapnya.

Kedua jenasah korban saat ini masih berada di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes, untuk menjalani proses otopsi guna penyidikan.
[ded]

Tabrak warga usai nyabu, Lili cuma dihukum percobaan

Reporter : Yan Muhardiansyah
Kamis, 12 September 2013 17:03:00
9


Wanita bernama Lili Suwirdjo, warga Helvetia dinyatakan bersalah menghilangkan nyawa orang lain karena kelalaiannya akibat konsumsi narkoba oleh majelis hakim dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Kamis (11/9). Lili cuma divonis 6 bulan penjara dengan masa percobaan 1 tahun.

"Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 310 ayat (1) KUHPidana," ujar Majelis hakim M Isya di Medan.

Vonis ini sama dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Alexander Tobing yang menuntut Lili dihukum ringan 6 bulan penjara, satu tahun percobaan. Mendengar putusan itu, wanita paruh baya berkulit putih ini tampak tenang. Seusai sidang, dia langsung pergi meninggalkan gedung PN Medan.

Dalam sidang sebelumnya, saksi ahli AKBP Dr Imanta SpPK menyatakan terdakwa Lili positif menggunakan narkoba sebelum kecelakaan itu. "Saya kan bertanggung jawab di laboratorium (kepolisian). Setelah kejadian tabrakan itu, saya diminta untuk melakukan pemeriksaan urine terdakwa," ucapnya di hadapan majelis hakim ketika itu.

"Berdasarkan hasil tes, urine terdakwa positif menggunakan methampetamin. Zat itu terkandung dalam sabu-sabu," imbuhnya.

Dia pun menambahkan, penggunaan sabu-sabu bisa mengganggu konsentrasi. "Bisa menimbulkan daya halusinasi," terangnya.

Majelis hakim kemudian meminta Lili menanggapi keterangan saksi. Perempuan itu membantah. "Saya enggak pakai narkoba Pak. Saya waktu itu ngantuk. Karena sebelumnya saya minum obat tidur," kilahnya.

Tanggapan Lili kemudian direspons Imanta. Dia mengatakan, zat yang terkandung dalam obat tidur tidak termasuk dalam golongan narkotika. "Tidak ada zat methampetaminnya," beber saksi.

Usai sidang itu, JPU Alex mengatakan bahwa kejadian tabrakan maut ini terjadi di depan Villa Jatimas, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan pada 4 Mei 2013. Namun dia menolak membeberkan kronologi kecelakaan itu. "Pokoknya yang ditabrak tewaslah," ucapnya.
[ded]

Prabowo: Ekonomi Indonesia Kokoh

Prabowo: Ekonomi Indonesia Kokoh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) di kantor presiden, Jakarta, Senin (11/3). ANTARA/Prasetyo Utomo
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengaku cukup puas dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Menurut ia, pondasi ekonomi Indonesia sekarang sudah cukup baik.

"Tadi saya mendapat pemaparan yang komprehensif dari Presiden. Ekonomi Indonesia memang cukup baik," kata Prabowo usai bertemu dengan Presiden di Istana Negara, Jakarta, Senin, 11 Maret 2013.

Menurut Prabowo, dalam pertemuan itu dia dengan Presiden banyak berdiskusi tentang masalah politik dan ekonomi. Mantan Komando Strategis Angkatan Darat ini mengaku puas dengan apa yang disampaikan Presiden, terutama masalah di bidang ekonomi. "Beliau yang bersikap terhadap IMF dan memutuskan menarik Indonesia dari IMF," katanya.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga memberikan masukan kepada Presiden terkait masalah subsidi bahan bakar minyak. Menurut ia, subsidi BBM saat ini sudah cukup berat. Harus ada indikator jelas terkait target subsidi. "Saya sarankan agar target subsidi harus untuk orang miskin. Presiden juga sangat memperhatikan terkait masalah itu dan tidak ingin terjadi inflasi."

Seperti diketahui, Prabowo datang menemui Presiden pada hari ini. Menggunakan baju safari berwarna cokelat muda, Prabowo didampingi oleh Wakil Ketua Umum Partai Genrindra, Fadli Zon. Prabowo mengaku sering bertemu dengan Presiden untuk berdiskusi. "Ini memang pertemuan berkala. Kebetulan hari ini agendanya di sini," katanya.

Masalah Pokok Pendidikan Di Indonesia Beserta Solusinya

aass

MASALAH POKOK PENDIDIKAN
Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1. Kualitas pendidikan
Misalnya:    – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
- Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
- Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Untuk mengatasinya:     – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
- Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya:    – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
- Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk mengatasinya:     – Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
- Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya:    – Kepincangan pemberian subsidi.
- Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Untuk mengatasinya:     – Subsidi silang.
- Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya:    – Masalah pengelolaan sekolah.
- Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Untuk mengatasinya:     – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya:    – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Untuk mengatasinya:     – Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
- Menekankan pentingnya sekolah.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Pada awal Repelita I terdapat ketidakseimbangan yang antara lain meliputi:
- Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk usia sekolah dengan jumlah fasilitasnya.
- Ketidakseimbangan antara bidang pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
- Ketidakseimbangan antara jumlah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
Selain ketidakseimbangan itu masih ada masalah lain seperti:
- Banyaknya buta aksara dan angka
- Banyaknya siswa yang drop out.
- Rendahnya kualitas hasil pendidikan.
- Kurangnya tenaga pengajar.
- Dalam administrasi pendidikan masih terjadi kecurangan.
Dalam Repelita II, masalah yang timbul antara lain:
- Masalah yang berkaitan dengan pengembangan sistem pendidikan.
- Pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan.
- Perluasan mutu pendidikan pada semua tingkat.
- Perluasan kesempatan belajar.
- Pengembangan sistem penyajian.
- Pendidikan non-formal (di luar sekolah).
- Pembinaan generasi muda.
- Pengembangan sistem informasi.
- Pengarahan penggunaan sumber pembiayaan.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah pada Repelita I meliputi:
Repelita I:     – Program pendidikan secara horisontal lebih diarahkan kepada kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan latihan untuk sektor-sektor pembangunan yang diprioritaskan.
- Program pendidikan secara vertikal diarahkan kepada perbaikan keseimbangan dengan menitikberatkan kepada tingkat pendidikan menengah.
Program-progam tersebut meliputi:
- Program Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar
- Program Penambahan Pendidikan Kejuruan pada Sekolah Lanjutan Umum
- Program Peningkatan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
- Program Peningkatan Pendidikan Guru
- Program Pendidikan Masyarakat dan Orang Dewasa
- Program Pengembangan Pendidikan
- Program Pembinaan Kebudayaan dan Olahraga
- Program Pendidikan Latihan Institusional
- Program Peningkatan Penelitian
Repelita II:    –   Pemerataan dalam memperoleh kesempatan pendidikan.
Repelita III:  –   Menyediakan fasilitas belajar pada pendidikan dasar bagi anak berumur 7-12 tahun
-   Menampung lulusan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Repelita IV:  – Memprogramkan tiga kebijaksanaan umum dalam pembangunan bidang pendidikan nasional yang meliputi: pendidikan seumur hidup, pendidikan semesta menyeluruh dan terpadu serta kebijaksanaan untuk membina kemajuan adat, budaya dan persatuan
Repelita V:   –   Memperbaiki sistem dan multi pendidikan dalam keseluruhan unsur, jenis, jalur, dan jenjangnya.
-   Meningkatan mutu kurikulum, silabus, tenaga pengajar, pelatih, metode dan sarana pengajaran.
-   Meningkatkan pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam rangka mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.
-   Meningkatkan mutu pendidikan.
-   Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
-   Menata kembali sistem pendidikan guru dan tenaga pendidikan lainnya.
-   Melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan agar dapat menghasilkan gagasan-gagasan baru yang berorientasi pada penyempurnaan sistem pendidikan yang efisien.
-   Penyeragaman mutu pendidikan melalui pengembangan institusi dan sistem pengujian untuk semua jenis dan jenjang pendidikan, agar dapat diupayakan standarisasi mutu pendidikan baik secara regional maupun nasional.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2000-2004
Masalah pendidikan yang menonjol saat ini yaitu:
- Masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan.
- Masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan.
- Masih lemahnya manajemen pendidikan
- Belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan Iptek di kalangan akademisi.
Kebijakan yang diamanatkan GBHN 1999-2004 antara lain:
-   Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia berkualitas dengan peningkatan anggaran yang berarti.
-   Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan.
-   Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum berupa diversifikasi peserta didik. Kurikulum yang berlaku secara nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan secara profesional.
-   Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh semua sarana dan prasarana yang memadai.
-   Mendukung pembaruan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan prinsip disentralisasi, otonomi keilmuan, dan manajemen.
-   Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
-   Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lingkungan sesuai dengan potensinya.
-   Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha, terutama usaha kecil, menengah dan koperasi guna meningkatkan daya saing produk yang berbasis sumber daya lokal.
Sumber: Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press
About these ads